Kost vs Asrama

Dua kehidupan itu yang, ga nyangka, akhirnya bisa saia jalanin juga. Dua kehidupan dimana harus jauh dari rumah, dua kehidupan dimana harus bisa mengontrol diri dengan baik, bertoleransi, berbagi, dan memahami orang lain. Hal-hal yang seharusnya bisa membuat seseorang belajar, belajar untuk lebih baik, belajar untuk bisa dewasa.
Dua hal itu yang klw ga terpaksa, ga akan pernah dirasa.

1. Kost

Pertama kali dan untuk sekali-kalinya dengan berbagai pertimbangan dan keterpaksaan. Beruntung harus satu kamar dengan salah satu sahabat, yang kemudian sedikit banyak mengajari bagaimana berada dalam lingkungan yang kemudian dengan sukarela disebut rumah kedua.
Pertama kali benar-benar belajar memahami orang lain dengan aktivitasnya selama 24 jam. Mengubah sedikit pola pikir bahwa keteraturan tidak selamanya bisa ‘didewakan’. Ketika kost benar-benar harus membuat peraturan sendiri yang, seharusnya, bisa membuat diri lebih teratur. Tapi lantas yang dirasa adalah bertambahnya rasa ‘terserah’. Lapar, malas keluar, ya udah nanti aja. Berinteraksi dengan teman dari kamar-kamar lain, ga terlalu sreg, ya udah secukupnya aja. Malas nyuci, kiloin aja.. :mrgreen:
Pada akhirnya pengalaman ini menghasilkan 2 sisi berlawanan yang untungnya, masih dirasa, saling berimbang.

2. Asrama

Ga pernah terbayang sebelumnya akan berada di satu tempat yang dengan sukarela harus mengikuti peraturan yang dianggap akan membuat orang teratur. Well, peraturan memang dibuat untuk ditaati, tidak keberatan akan hal itu, dan memang membuat diri lebih teratur.
Beruntung menyukai keraturan dan sama sekali tidak merasa terkekang, meski kadang kebosanan itu menjadi suatu kepastian. Wajar bukan??

Dua hal tersebut yang sekarang disadari telah membuat diri ini mengenal dirinya sendiri.. pencinta keteraturan yang tak jarang justru berantakan.. emosional dan terlalu egois.. Tapi setidaknya pengalaman tersebut bisa dibuat sebagai materi pelajaran baru dalam hidup.

Diluar daripada itu semua, ada satu hal penting yang saia pelajari. Orang-orang sekitar. Saia terbiasa cepat menilai, dan tak jarang penilaian awal saia meleset semua. Mereka yang dulunya saia kira x ternyata y ataupun sebaliknya. Nilai pertama: Jangan pernah mudah menilai orang sebelum kita benar-benar mengenalnya.

Mereka yang membuat saia betah, mereka yang pada akhirnya mengetahui saia secara utuh, mereka yang, saia harap, bisa memahami saia dengan segala kekurangan yang saia miliki. Yah, smoga saja keakraban yang terjalin, bisa berlangsung sampe nanti-nanti.. 😉

Advertisement

14 thoughts on “Kost vs Asrama

  1. hope so.
    kost or asrama, hidup dengan orang baru yang baru kita kenal, beda kebiasaan, beda gaya hidup, pokoknya beda semuanya. tapi mau gak mau harus dipaksain biar bisa rukun :p
    ya itulah warna-warninya 😀

  2. @Nadia: he eh.. terlalu berwarnawarni.. bener2 hrs belajar saling memahami.. 😉
    @justaya: ok..ok.. tp knp pindah chuy?? (thinking)
    @anekakita: makasih dah berkunjung.. 😀

  3. hey..the girl in the next door..:)
    asrama memang beda bgt sama kosan, setelah hampir 9 th jadi anak kosan..:(, asrama lebih mendidik ternyata..hehe, peraturan yang dibuat sedemikian teratur n itu-itu aja..awalnya memang bikik stress bagi “pemuja ketidakteraturan” seperti saya. Tapi akhirnya….eh…kok saya jadi merasa lebih baik yah…hehe (teratur maksudnya :p), tp yg paling ok, di asrama saya bisa lari pagi jam 5 pagi!!!!itu fenomenal 😀

  4. @salnesa: 1 yg saia yakini klw peraturan dibuat, sama sekali bukan untuk dilanggar.. *meski saia pun blom mengimplementasikan itu sepenuhnya* 😀
    btw, sama euy…lari pagi itu hal ajaib dlm hidup saia hahaha… 😀

  5. @[H]: betul sekali…tp bhubung ini jg tempat ‘berlari’ dr si skripsh*t jd terasa menyenangkan jg haha… :mrgreen:
    @thexwarrior: knp cari2..kangen lw ma gw hahaha… :p btw gw lg hibernasi..penat dg keramaian jakarta… *preeetttt* :p

  6. Nemu link blog Ayi dan berkunjuuung 🙂
    Love this blog.. keep blogging ya 😀
    *suka ngeblog dari tahun 2005, tapi kebanyakan tulisan nya berbau “emak2″ :p, ex : anak2, etc”

  7. @Mey Lee: Makasih atas kunjungannya ya bu.. 😀 *haduuh qo malah jadi malu* :mrgreen:
    pastiny..akan berusaha untuk selalu mengupdate blog heheu.. dan bersiap melakukan kunjungan balik.. 😀

  8. kasus yang waktu itu.. gw ga mw aja kehidupan gw d baca orang itu.. namun, gw sendiri belum isi lagi nih blog nya.. belum ada mood.. gara2 kasus terakhir 😦

  9. Hai…hai….hai… Jumpa lagi… Duh, lama gak nongol din sini…. Numpang corat coret ah…. Kost dan Asrama “beti” (beda-beda tipis) sih. Sama2 tempat baru dengan orang2 yang baru. Namun kekekatan peraturan yang berbeda pd keduanya. Setuju ma Ai, kl di kost lebih kpd pengendalian diri dan sosial. Kalo emang dasar kitanya jorok, ya akhirnya bisa2 kamar kita jd jorok. Yang jadi masalah adalah ketika kita tinggal dengan seorang roommate, dan kita punya kebiasaan buruk yang bikin dia gak nyaman, maka kita harus bisa belajar untuk lebih mengendalikan diri kita. Sedang di asrama, aturan yang ada dibuat dari luar diri kita, jadi mau gak mau, suka gak suka kita harus menaatinya. Meskipun kalo mau jujur, aturan itu dibuat demi kebaikan kita juga lho….

    Yah, yg jelas baik di asrama maupun di kost kita dituntut untuk dapat lebih menghargai dan menghormati orang lain, serta melatih kedisplinan, baik dari dalam maupun dari luar diri kita.

    Gitu dulu aja kali ye….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s