Jogja (day3) : Pengkhianat Perang

Ini hari ketiga, cuma punya waktu satu jam untuk kemudian say goodbye sama Jogja.
Jadi analoginya (yang saia dapat sehari sepulang dari Jogja) adalah klw semisal kalian lagi perang, lagi lelah-lelahnya lalu salah satu dari kalian pergi begitu saja untuk istirahat, semacam pengkhianat perang. Nah, itu gajauh beda sama kondisi saia saat itu *ngumpet*

Yup, saia pulang duluan, saia meninggalkan Jogja dengan ‘ngerepotin’ orang lain karena Taxi di Jogja tidak sebanyak di Jakarta. Waktu tempuh menuju Adi Soedjipto sekitar 30 menit plus deg-degan karena kecepatan di atas normal plus banyaknya lampu merah di perjalanan menuju bandara. Sampai bandara dapat info klw pesawat yang harus saia naiki sudah boarding! Serius? maksud lw? emang boarding apaan deh?! Segera lari! aakkk saia gapernah ada di bandara sendirian gini, dan jarang pula pergi naik pesawat. Saia juga ga nyangka klw bandara disini tidak seluas Soekarno-Hatta, saia hampir ‘mandiri dan sok tau’ mencari pintu keberangkatan domestik. Gataunya mw penerbangan domestik atau tidak, masuk melalui pintu yang sama. One door policy klw kata kantor saia mah *ditoyor*.
Saat itu seperti saia doank yang ga bawa passport. Petugas cuma cek sms konfirmasi lalu saia masuk, apa si ni istilahnya?! check in? saia taunya check in di foursquare. #eh Lalu saia dengan begonya mw langsung bayar airport tax, honey u didn’t even know where to sit! Saia harus tukerin sms ini dengan tiket! Antrian cuma 2 orang dan untungnya tujuan kami sama, jadi saia lega, merasa masih ada teman. Tiket didapat lalu bayar airport tax. Tas kembali dicek lalu saia cari gate dimana saia harus masuk. Beberapa gate jadi satu ruangan sekaligus, beda banget sama Soetta, ah ini kenapa pun saia gabisa stop comparing! Duduk 1-2 menit lalu akhirnya saia ikut antrian untuk masuk pesawat. Kebagian di 29c. Yah masih untung pun dapet tempat. Besok-besok harus punya kartu kredit sendiri+e-banking supaya makin gampang booking tiket *ditimpukcandi*

Oiya, pagi itu saia gamandi, gasempet, baju yang dipake juga seadanya. Sampe Jakarta kaya orang kelaparan, segera cari sarapan dan colokan #eh. Seselesainya, saia pulang. Rasa yang tersisa sampai saat ini dan entah sampai nanti adalah rasa tak enak karena akan memiliki cap sebagai ‘pengkhianat perang’ seumur hidup saia bareng teman seperjalanan saia kemarin. *ngumpet*

the lesson is i cant be a great backpacker, easily complaining of something, and put the comfortness above all! Yup, saia bukan teman jalan yang menyenangkan. Lain waktu, saia jalan-jalan sendiri. *sok berani* *ngeloyorpergi*

Posted with WordPress for BlackBerry.

Advertisement

One thought on “Jogja (day3) : Pengkhianat Perang

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s