*gambar menyusul, dr td failed melulu.. X_x*
Pertama kali kehilangan, sedihnya pake banget, kuatir karena dia lagi sakit, takut ada apa-apa di luar sana, dia kan biasa di kandang.
Kedua kali kehilangan, sudah melepaskan, ya sudah mungkin lebih baik melihatnya pergi daripada mati. Meski ternyata masih milik, saia tidak menjemputnya, membiarkannya, dan entah apa kabarnya sekarang. “Maafin aku ya Oppa.. ” 😦 *elus2darijauh*
—
Perihal kehilangan, perkara melepaskan dan dilepaskan, masalah pembiasaan tanpanya. Awalnya, saia pikir sama, tidak akan pernah mudah. Saia pikir setiap orang pernah merasakannya, tetapi waktu pemulihannya yang berbeda-beda. Kehilangan yang tidak melulu karena sesuatu yang salah.
Adakah yang setuju akan sesuatu bernama kehilangan sementara? Untuk kemudian nanti bertemu lagi? Dengan keadaan yang lebih baik, dengan rasa yang selama ini dijaga? Dijaga agar tetap baik dan benar untuk satu orang saja? Diperbolehkankah hal seperti itu?
kalo kelak bertemu lagi bukan kehilangan namanya, melainkan rehat sejenak… CMIIW