Pernah baca entah dimana klw sebaiknya kita jangan terlalu berharap banyak pd seseorang, sesuatu, atau apapun itu selain pd diri sendiri. Kenapa? Karena itulah salah satu penyebab ke.ce.wa.
Lalu apa hubungannya dg bahu? Belum ada.
Perempuan ada yang lebih senang bercerita, berkeluh kesah, dg orang tertentu, atau bisa saja dg banyak orang, tapi sepertinya lebih banyak yang bercerita dg orang-orang yang dipercayainya. Tujuannya? Melepas semuanya, beban, keluhan, pertanyaan, dan lainnya. Dan saia percaya sebagian bercerita tanpa perlu solusi dari si pendengar. Hanya ingin bercerita dan didengar, dimengerti, diberisenyum seakan-akan berkata ‘I know how it feels’. Cukup itu saja, tidak perlu solusi bijak, apalagi menggurui. Kecuali, diminta memberi opsi solusi.
Ini ada hubungannya dg bahu kan? Hmm..iya.. Bercerita seakan-akan sambil menyandarkan bahu, menangis dalam hati, diam, dan berharap semua selesai.
Jenuh, menunggu, dan lalu bertanya-tanya mengenai kepastian, mengamati sikap dan kebiasaan, dan lalu seakan ada yang berubah. Memilih diam. Tetap mengamati. Perlu diyakinkan, lagi. Atau. Diam. Lalu. …… *tiba-tiba hilang sinyal*
*melipirpergi*
Aku siap kok jadi bahu yang ingin kamu sandari…ups… bukan dalam arti harfiah lho ya, ntar ada yang lari2 bawa gayung trus digetok deh kepala ane… #celingak-celinguk… 😉
Haih..byk komen dari mas yg satu ini..
*pilih bbrp utk direply*
senang-senang saja klw ada bahu yang rela dipinjami..tapi kalau boleh saia mencari bahu yang bisa dimiliki aja gmn?! #lho 😆